BOOKING TIKET PESAWAT

minum dengan jumlah yang mencukupi

minum dengan jumlah yang mencukupi. Info sangat penting tentang minum dengan jumlah yang mencukupi. Mengungkap fakta-fakta istimewa mengenai minum dengan jumlah yang mencukupi

Kurang minum bisa mengganggu fungsi ginjal. Gangguan ginjal dalam tahap ringan masih dapat diatasi dengan minum banyak air putih.

Namun, kalau sampai gagal ginjal, hanya bisa diatasi dengan cuci darah atau cangkok ginjal. Sayangnya, baru segelintir pasien yang bisa menjalani terapi mahal ini.

Walau kecil, organ satu ini tergolong sangat vital. Ginjal atau yang sering disebut buah pinggang, berfungsi sebagai tempat membersihkan darah dan berbagal zat hasil metabolisme dan racun-racun. Sampah tubuh tersebut lalu diubah menjadi air seni (urin).

Dari menit ke menit, air seni diproduksi terus di ginjal, lalu dialirkan melalui saluran kemih ke kandung kemih. Bila cukup banyak urin di kandung kemih, akan timbul rangsangan buang air kecil. Air seni akan dikeluarkan dari tubuh melalui saluran yang disebut uretra (berada dalam alat kelamin).

Jumlah urin yang dikeluarkan setiap hari berkisar antara 1-2 liter. Dengan begitu, ginjal juga berfungsi dalam menjaga keseimbangan, juga mengatur konsentrasi dan komposisi cairan tubuh.

Dr. Arnadi Taslim, Sp.PD. dari Bagian Penyakit Dalam RS Krakatau Medika, Cilegon menyebutkan, "Ginjal juga berfungsi mempertahankan volume dan tekanan darah, mengatur keadaan kalsium pada tulang, mengatur produksi sel darah merah, dan menghasilkan hormon seperti erythropoetin atau EPO, renin, dan vitamin D aktif.”

Begitu banyak fungsi ginjal, oleh karena itu, bila ada kelainan yang mengganggunya, berbagai penyakit dapat terjadi. “Kelainan itu bisa berupa penyakit ringan, seperti infeksi saluran kemih atau yang berat, gagal ginjal yang memerlukan pengobatan cuci darah," paparnya.

Kelainan dapat terjadi akibat adanya kelainan pada ginjal (penyakit ginjal primer) atau komplikasi penyakit sistematik (penyakit ginjal sekunder), seperti kencing manis (diabetes), dan lain-lain.

Kelainan ringan pada ginjal dapat sembuh sempurna bila penyebabnya bisa diatasi. Kadang cukup dengan pengobatan dan pengaturan diet. Sebaliknya, bila memburuk, kelainan itu bisa menjadi gagal ginjal akut. Bila dibiarkan bisa sampai tahap kronis, berlanjut menjadi gagal ginjal terminal (GOT).

Lebih dari 50 Persen

Menurut Dr. Suhardjono, Sp.PD-KGH, dari EKUI Jakarta, kasus gagal ginjal di dunia meningkat lebih dari 50 persen.

“Di Indonesia sudah mencapai sekitar 20 persen," ujarnya. Di Amerika Serikat, yang sangat maju dan tingkat gizinya tinggi, setiap tahun ada sekitar 20 juta orang dewasa menderita penyakit kronik ginjal.

Gagal ginjal adalah keadaan kedua ginjal tidak mampu menjalankan fungsinya. Penderita baru dapat merasakan kelainan pada dirinya jika fungsi ginjal menurun sekitar 25 persen. Bahkan, untuk penderita yang masih muda bisa di bawah 10 persen. Tidak heran bila umumnya pasien baru ke rumah sakit atau ke dokter bila sudah berada dalam tahap terminal.

Dr. Rully Roesli, Ph.D., Sp.PD-KGH, membenarkan hal itu. Menurutnya, gagal ginjal memang tergolong penyakit dengan gejala kurang jelas, khususnya pada stadium awal. Penyakit ini umumnya berlangsung bertahap, selama bertahun-tahun.

Gagal ginjal bisa menyerang setiap orang, baik pria maupun wanita, tanpa memandang tingkat ekonomi. Bila gejala diketahui sedini mungkin, penderita bisa mendapat bantuan untuk mengubah atau menyesuaikan gaya hidup.

“Tentu untuk memperlambat atau menghentikan kegagalan ginjal tersebut tergantung dari sebabnya, “ujar Dr. Suhardjono.

Penyebab gagal ginjal yang utama adalah diabetes. “Sekitar 40 persen diabetes menjadi penyebab gagal ginjal,” lanjutnya.

Namun, orang yang diyakini mempunyai gejala sakit ginjal tidak perlu risau. Kehidupan normal tetap dapat dijalani. Mereka bahkan dianjurkan tetap berolahraga teratur dan mengonsumsi makanan secara wajar.

Ada juga anjuran untuk diet ketat rendah protein dengan kalori cukup. Ini pun tidak terlampau menyusahkan. Bagi perokok, umumnya dokter menganjurkan berhenti sama sekali.

Cuci Darah

Gagal ginjal bisa diterapi dengan jalan hemodialisis (cuci darah).

Dijelaskan Dr. Rully, dialisis adalah proses pemisahan (penyaringan) sisa-sisa metabolisme melalui selaput semipermeable dalam dialisis mesin dialiser. Darah yang sudah bersih dipompa kembali ke dalam tubuh. Cuci darah bisa dilakukan di rumah sakit atau klinik yang memiliki unit hemodialisis.

Frekuensi cuci darah sangat bergantung pada kondisi pasien. Ada yang harus menjalaninya setiap tiga hari sekali, ada yang lima hari sekali, dan sebagainya. Bila saat tidur malam penderita mengigau terus, berarti harus cepat-cepat cuci darah.

Selain hemodialisis, ada pula yang disebut dialisis peritoneal. Dialisis ini dilakukan pada selaput rongga perut oleh tubuh. Proses dibantu cairan dialisis yang dimasukkan ke rongga perut melalui pipa karet yang dipasang dengan operasi kecil.

Selaput peritoneal berfungsi menyaring dan mengeluarkan sisa metabolisme. Ini bisa terjadi karena pembuluh darah pada selaput peritoneal berfungsi sebagai saringan ginjal.

Di Indonesia, terdapat sekitar 50 ribu pasien gagal ginjal yang harus menjalani cuci darah. Sayang, hanya 4.000 orang yang bisa menikmati layanan tersebut. Itu pun, 3.000 pasien di antaranya merupakan peserta asuransi kesehatan.

“Sisanya terpaksa meninggal karena tidak mampu membayar biaya cuci darah,” ungkap Dr.Rully.

Hal itu terjadi karena biaya sekali cuci darah mencapai Rp 500 ribu sampai Rp 1 juta. Bila cuci darah harus rutin minimal 8-10 kali per bulan, artinya harus tersedia dana sekitar Rp 4 juta per bulan, atau Rp 48 juta per tahun.

Sumber : Kompas


BOOKING TIKET PESAWAT
Powered By : Blogger