BOOKING TIKET PESAWAT

Kebun Raya Bogor dan rumah anggrek

Kebun Raya Bogor dan rumah anggrek. Info sangat penting tentang Kebun Raya Bogor dan rumah anggrek. Mengungkap fakta-fakta istimewa mengenai Kebun Raya Bogor dan rumah anggrek

Ada yang berbeda di satu sudut Kebun Raya Bogor di hari jadinya ke-192, yang jatuh pada hari ini. Sudut yang pernah terlarang dan ditutup rapat dari pengunjung umum--karena sering dijadikan arena mojok favorit--itu mulai hari ini akan dibuka kembali.

Dihiasi ramainya ungu Spathoglothis dan kuning Vandopsis asal Sulawesi di lantainya serta berjenis-jenis epifit lainnya yang marak di ketinggian 7-10 meter batang pepohonannya, inilah Orchidarium--rumah baru untuk koleksi anggrek kebun raya warisan Belanda ini. "Rumah anggrek kami yang berupa rumah kaca sudah terasa penuh dan pengap. Kami berpikir mungkin ada baiknya sebagian kami buat tumbuh alami di tempat ini," kata Sudjati Budi Susetyo, Kepala Bidang Konservasi Ex-Situ Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor.

Sudjati menerangkan, Orchidarium memang didesain sealami mungkin dengan 50-60 batang pohon yang hidup di secuil sudut kebun seluas 1,2 hektare itu. Sejak ide pelimpahan sebagian isi rumah kaca itu muncul lebih dari dua tahun lalu, total ada 30 jenis anggrek endemik dari berbagai pulau di Indonesia yang coba ditanam di sana. Seperti Spathoglothis dan Vandopsis, tidak semua dibuat menempel di batang pohon. "Sebagian yang terestrial, hidup di bawah, kami tanam di tanah," kata Sudjati.

Sejauh ini, Sudjati mengungkapkan, baru jenis-jenis anggrek terestrial itu yang sukses rajin berbunga. Anggrek-anggrek yang lebih dekat dengan matahari, yang menempel di batang-batang pohon, di luar dugaan meminta perhatian lebih besar. Anggrek yang sejatinya mudah sekali tumbuh mulai di atas tanah sampai yang di pucuk-pucuk pohon kali ini malah enggan berbunga.

"Dua tahun pertama sempat indah sekali. Tapi, semakin ke sini, daunnya malah rontok satu per satu hingga menyisakan akarnya," kata Sudjati menunjuk anggrek-anggrek yang berguguran.

Sebagian memang jatuh utuh gara-gara tali ijuk pengikat anggrek ke batang pohon diganggu kawanan tupai kecil. Tapi, Sudjati menduga, untuk anggrek yang benar-benar sulit tumbuh sumber masalah ada di tumbuhan yang menjadi inangnya. Getah berlebih yang dimiliki kelompok tumbuhan Sapothaceae seperti sawo-sawoan dan vicus yang ada di Orchidarium membuat anggrek-anggrek "tersedak" dan akhirnya sekarat tinggal akar. "Saya akan meminta para peneliti anggrek untuk memastikan kaitan keduanya," katanya.

Tapi yang jelas Sudjati masih tak habis pikir. Anggrek yang epifit menurutnya bisa tumbuh dengan baik di seantero areal Kebun Raya Bogor. Semua faktor: suhu, kelembapan, cahaya matahari semua sudah termasuk mewah untuk pertumbuhan suatu jenis anggrek. "Sepertinya kami harus mulai dari awal lagi untuk anggrek-anggrek yang ditempel di atas pohon," katanya.

Itulah yang memang diharapkan Mustaid Siregar, Kepala Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor. Dalam keterangannya kepada para wartawan menyambut hari ulang tahun Kebun Raya Bogor, Jumat lalu, bekas kepala Kebun Raya Eka Karya di Bedugul, Bali, itu berharap momen pembukaan untuk umum bisa merangsang keberhasilan kerja Sudjati cs. "Orchidarium ini memang masih berada dalam tahapnya yang awal. Harus terus dikembangkan," katanya.

Dulu sekali Sudjati sebenarnya berharap kawasan Orchidarium tetap eksklusif. Ia hanya akan dibuka untuk kedatangan pengunjung khusus yang mendalami soal anggrek. Selain lokasinya yang sangat ideal untuk mojok, Sudjati mencemaskan keselamatan koleksi anggreknya.

Kecantikan anggrek memang mudah memikat hati banyak orang. Ini tak perlu diragukan lagi, terlebih koleksi berasal dari jenis-jenis anggrek istimewa yang di antaranya anggrek raksasa kebanggaan Indonesia, Grammatophyllum. "Kami mengoleksi anggrek raksasa ini dari Jampang Kulon, Jawa Barat," kata Sudjati. Seperti diakui oleh Sudjati, sebagian memang berasal dari Jawa Barat. Namun, ada pula yang didatangkan dari Kalimantan, Sumatera, dan Sulawesi.

Sebuah kompromi akhirnya dicapai, yakni Orchidarium boleh dibuka untuk umum, asalkan dalam waktu terbatas. "Kami mengambil jalan tengah yakni tempat ini dibuka untuk umum tapi selama jam kerja hingga jam tiga sore saja. Selebihnya harus ditutup," kata Sudjati. Jumat lalu, ketika berbicara itu, ia berdiri dekat sebuah papan kecil berisi peringatan yang tertancap di tanah. Tulisannya: "Dilarang mengambil atau memetik anggrek". wuragil

Kebun Raya Bogor 192 Tahun
Koleksi sebanyak 3456 jenis.
Jumlah koleksi ini per 2008 dan hanya untuk tumbuhan tingkat tinggi, belum termasuk anggrek, misalnya. Berdasarkan katalog kebun yang terbit pada 1823 oleh C.L. Blume disebutkan koleksi terdiri atas 912 jenis. Namun, pada 1844, katalog terbit lagi, kali ini oleh J.K. Hasskarl, yang menyempurnakan angka koleksi itu menjadi 2.800 jenis.

Masih relatif aman dari serangan hama atau penyakit.
Puting beliung justru menjadi ancaman yang sangat ditakutinya karena bisa mencerabut ratusan koleksi sekaligus.
Gejala cuaca ini diantisipasi kedatangannya setiap dua hingga tiga tahun sekali. Awal Juni 2006, misalnya, sebanyak 273 pohon tumbang termasuk koleksi tertua Jati Burma yang sudah berusia 173 tahun. Ancaman itu membuat Sudjati mengaku tak pernah bisa tidur tenang setiap kali musim hujan datang. Sedang Sugiarti, juru bicara Kebun Raya Bogor, mengatakan, "Kami berduka Juni 2006 itu."

Ancaman juga mulai datang dari terlalu banyaknya pengunjung yang membuat tanah semakin padat.
"Kalau hujan air mulai menggenang di permukaan rumput, tak mau langsung meresap ke bawah," kata Sudjati. Pengelola sudah melarang aktivitas pembuatan film di areal kebun raya dan mengurangi pemberian izin melangsungkan pesta pernikahan di tempat yang sama. Kenaikan harga karcis terpaksa ikut diputuskan untuk sedikit mengendalikan arus pengunjung yang bisa mencapai ribuan setiap harinya di liburan hari raya.

Sumber : korantempo.com


BOOKING TIKET PESAWAT
Powered By : Blogger