Otoritas Penerbangan Sipil Arab Saudi atau General Authority of Civil Aviation (GACA) akhirnya mengizinkan maskapai Batavia Air menerbangi secara langsung Jakarta-Jeddah Arab Saudi mulai akhir bulan ini. Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Perhubungan Bambang S. Ervan mengatakan informasi itu disampaikan staf teknis Kemenhub di Konsulat Jenderal RI Jeddah Arab Saudi Swihandoyo setelah bertemu GACA. "Batavia Air telah mendapatkan approval terbang dari GACA," katanya hari ini. Batavia Air merencanakan terbang perdana secara langsung (direct flight) Jakarta-Jeddah mulai 24 Mei. Bambang menambahkan informasi itu merupakan respons permintaan maskapai Batavia Air yang akan membuka rute ke Jeddah Arab Saudi dengan mengoperasikan pesawat Airbus A330-200 berkapasitas 320 kursi. Dengan diperolehnya izin kepada Batavia Air, GACA telah mengeluarkan izin terbang kepada sebanyak tiga maskapai. Selain Batavia, maskapai Garuda Indonesia dan Lion Air telah lebih dulu terbang ke Jeddah. Maskapai Batavia Air mengajukan pembukaan rute penerbangan langsung Jakarta--Jeddah, Arab Saudi, sejak pertengahan 2009. Maskapai swasta itu akan menerbangi Jakarta--Jeddah lima kali per minggu nonsetop dengan membidik pasar TKI dari dan ke Arab Saudi, di samping pasar umroh bagi umat Muslim di Indonesia. Anda yang biasa bepergian naik pesawat terbang harus bersiap-siap membayar tarif yang lebih tinggi. Sebab, akhir bulan ini, pemerintah resmi menerapkan tarif batas atas pesawat yang baru. Adalah Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 26 Tahun 2010 tentang Tarif Batas Atas Penumpang Kelas Ekonomi yang mengatur masalah ini. Direktur Komersial PT Sriwijaya Air Toto Nursatyo mengatakan, aturan baru itu akan menaikkan tarif final yang harus dibayar penumpang. Kenaikannya bervariasi dari 10 persen hingga 20 persen dari tarif saat ini. Tarif final nanti sudah menghitung tarif dasar plus biaya tambahan pengganti bahan bakar (fuel surcharge) dan Pajak Pertambahan Nilai (PPN). Semula, kedua komponen itu berada di luar tarif dasar. Itulah sebabnya harga tiket yang lama bisa lebih tinggi dari tarif dasar yang ditetapkan pemerintah. Sebab, harga tiket sangat ditentukan fluktuasi harga avtur sebagai komponen perhitungan fuel surcharge yang ditetapkan maskapai. Namun, Toto mengatakan, Sriwijaya tak mau gegabah menaikkan tarif. Soalnya, harga tiket yang terlalu tinggi akan memengaruhi tingkat isian pesawat. "Ini baru asumsi. Praktiknya kami belum tahu," ujarnya. Berbeda dengan Sriwijaya yang blak-blakan, Direktur Umum PT Lion Mentari Airlines (Lion Air) Edward Sirait enggan bicara soal rencana tarif mereka. "Kami tidak bisa mengatakan akan menaikkan harga jual tiket atau tidak. Yang jelas Lion tidak akan menjual tiket melebihi batas atas," ujar Edward. Manajer Hubungan Masyarakat PT Batavia Air Eddy Haryanto juga bersikap sarna.
7 tahun yang lalu